Sabtu, 07 Agustus 2010

BANTIMURUNG SUL- SEL


MENIKMATI SENSASI ALAM DI KERAJAAN KUPU-KUPU BANTIMURUNG SULAWESI SELATAN

("edited version" telah dimuat di harian umum Suara Merdeka-edisi Minggu. tgl 8 Agustus 2010 hal 31).
oleh: Gagoek Hardiman


Sebagai pusat Indonesia bagian timur Makassar merupakan kota yang banyak didatangi pengunjung dari berbagai daerah di Nusantara. Bagi wisatawan yang datang ke Makassar dapat dipastikan akan tertarik untuk mengunjungi Tana Toraja sebagai obyek wisata unggulan Sulawesi Selatan. Apabila tempat tersebut sudah pernah dikunjungi masih ada lagi obyek wisata alam unggulan yang merupakan perpaduan dari unsur flora dan fauna yang dikenal dengan nama taman wisata alam dan cagar alam Bantimurung terletak dikaki gunung Bulusaraung. Sesuai hasil penelitian Alfred Russel Wallace (1823-1913) yang......



memberikan julukan terhadap kawasan tersebut sebagai ”Kerajaan Kupu-kupu” (The Kingdom of Butterflies) sampai sekarang tidak kurang dari 160 spesies kupu2 terdapat dalam area perbukitan tras seluas ± 43.750 Ha. Berdasarkan kondisi alam dan sarana prasarananya, tempat wisata Bantimurung merupakan obyek wisata yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan mulai dari wisata rekreasi keluarga, pasangan remaja, pecinta alam dan ilmiah.

PENCAPAIAN DAN GERBANG UTAMA
Untuk mengunjungi obyek wisata Bantimurung, dari Makassar dapat dilaksanakan dalam satu hari pulang pergi tanpa bermalam. Jarak dari kota Makassar sekitar 45 km melalui kota Maros, menggunakan angkutan umum yang disebut “Pete Pete” dengan tarif Makassar-Maros-Bantimurung sekitar Rp. 10.000, waktu tempuh 3 jam, apabila menggunakan kendaraan pribadi memerlukaan waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Sepanjang perjalanan dapat dinikmati pemandangan alam khas Sulawesi Selatan, serta perkampungan dengan rumah2 panggung ala Bugis

Dalam perjalanan menuju Bantimurung, di sebelah kiri jalan akan nampak deretan bukit tras. Sebagaian dari perbukitan tersebut nampak telah diekploitasi sebagai tambang bahan dasar semen oleh Pabrik semen Tonasa. Semakin mendekati kaki gunung Bulusaraung bukit tras yang ditumbuhi hutan alam semakin nampak jelas daya tarik keindahannya. Akhirnya pada lereng bukit tras kira2 300 meter dari jalan nampak ada tulisan dengan ukuran raksaksa: TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG. Tulisan 3 dimensi dari lembaran logam anti karat tersebut kemungkinan merupakan yang terbesar di Indonesia sebagai penanda lokasi obyek wisata.
Gerbang masuk untuk pengunjungpun sangat unik karena dilengkapi figur kupu-kupu dengan ukuran spektakuler warna biru, seakan akan untuk menyakinkan pada pengunjung bahwa Bantimurung benar benar sebagai kerajaan kupu- kupu. Tepat dibelakang figur kupu kupu, terdapat patung monyet dengan ukuran raksaksa pula. Keunikan pintu gerbang ini rupanya sangat berhasil menarik perhatian karena banyak pengunjung yang berupaya untuk berfoto dengan latar belakang gerbang tersebut.

KERAJAAN KUPU2
Karcis masuk untuk pengunjung dewasa Rp.10.000, anak-anak Rp.5,000, bagi wisatawan manca negara dikenakan tarif yang lebih mahal Rp. 20.000 tiap orang. Harga karcis masuk ini jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karcis masuk taman rekreasi tertutup “ Trans Studio” di pantai Losari kota Makassar sebesar Rp. 100.000 tiap pengunjung. Harga tiket yang relatif terjangkau bagi masyarakat umum tersebut, merupakan salah satu sebab jumlah pengunjung di obyek wisata Bantimurung melimpah ruah terutama pada hari libur. Setelah melewati petugas pemeriksa tiket, dapat dipastikan pengunjung sangat penasaran untuk segera melihat berbagi jenis kupu-kupu di alam bebas. Tentu saja harapan tersebut tinggal harapan karena 160 species kupu-kupu tersebut tersebar di hutan Lindung yang sangat luas. Selain itu di tempat yang sangat ramai dipadati pengunjung menyebabkan kupu-kupu merasa terusik. Namun indikasi kerajaan kupu-kupu masih terasa, karena penulis masih sempat menjumpai sekitar 20 jenis kupu-kupu dengan warna dan ukuran yang beragam. Untuk mengabadikan juga tidak mudah karena kupu-kupu tersebut sangat lincah beterbangan kesana dan kemari. Bagi ahli biologi yang ingin melihat, meneliti dan mengabadikan kupu-kupu secara lebih intensif dan detail dapat diantar oleh pemandu wisata khusus atau orang yang profesinya mencari kupu-kupu, masuk kedalam hutan. Untuk keperluan tersebut tentu saja memerlukan waktu beberapa hari agar dapat menjumpai 160 spesies kupu2. Untuk mendapat informasi lengkap mengenai kupu2 Bantimurung, pengunjung dapat mempelajari dan mengamati berbagai jenis kupu-kupu di sangkar penangkaran serta mengamati dan mencermati hampir semua jenis kupu2 di Bantimurung dalam Museum kupu-kupu yang dibangun di dalam area wisata.
Namun nampaknya wisatawan yang berkehendak untuk mempelajari dan mencermati kupu-kupu Bantimurung di Museum hanya sebagaian kecil saja apalagi yang ingin menemukan 160 sepesies kupu2 dalam hutan Bantimurung. Karena pengunjung sudah sangat puas melihat berpuluh puluh macam kupu-kupu yang sangat indah dan menarik dari penjaja souvernir, meskipun kupu-kupu tersebut sudah diawetkan.

WISATA AIR
Disamping atraksi menikmati berbagai jenis kupu-kupu baik yang hidup di alam bebas dan di penangkaran, maupun yang sudah diawetkan di dalam museum. Atraksi menarik lainnya adalah menikmati wisata alam air terjun. Dari bukit yang tertutup rapat dengan pepohonan, muncul air terjun yang sangat deras, Air yang langsung keluar dari sumber alam di kaki gunung Bulusaraung tersebut mengalir di antara bebatuan hitam, warna hitam dari bebatuan nampak kontras dengan air sungai yang bening jernih. Kesejukan air dimanfaatkan oleh sebagaian besar pengunjung mulai dari anak-anak balita sampai manula untuk berendam, berenang khususnya bagi anak-anak kecil dengan menggunakan ban dalam mobil yang banyak disewakan di lokasi tersebut. Atau sekedar duduk2 dan berjalan jalan di atas batu-batu di antara aliran air. Bagi yang enggan berbasah basah dapat pula menggunakan perahu kecil.
Sebagai pelengkap dari wisata air tersebut terdapat pula “flying fox” dengan kabel baja yang melintasi sungai. Sebagai mana layaknya tempat wisata pada area di tepi sungai tersebut juga dilengkapi dengan berbagai sarana bermain anak.
Sesuai dengan julukan Indonesia sebagai “megabiodiversity country” tentu terdapat banyak species indemik di Bantimurung. Berdasarkan data informasi yang terpasang pada kawasan tersebut. Fauna yang unik selain kupu-kupu adalah ikan yang dalam bahasa latin disebut “Marosatherina Jadigesi” karena hanya ditemui di kabupaten Maros atau Ikan Beseng-beseng Celebes, dalam bahasa Jerman di sebut “Sonnensthrahlenfish” atau ikan cahaya matahari sebutan populer lain adalah “Rainbow fish” di alam dapat mencapai ukuran panjang 55.4 mm. Pada tahun 1976 diekspor besar besaran ke Eropa. Perhimpunan ikan hias Indonesia (PIHI) menggunakan ikan tersebut sebagai LOGO. Tahun 2003 ikan tersebut tercatat dalam “red data book“ IUCN atau badan konservasi dunia sebagai ikan yang terancam kepunahan. Ikan tersebut selain terdapat di sungai Bantimurung juga terdapat di sungai lain di Kabupaten Maros yakni sungai Makatoang dan sungai Patunuang. Dengan adanya ikan langka tersebut maka di kawasan Kabupaten Maros antara lain di Sungai Bantimurung dapat pula dijadikan wisata ilmiah penelitian ikan langka.


SARANA PRASARANA UNT WISATA ALAM DAN ILMIAH
Untuk menikmati obyek wisata di kawasan Hutan Bantimurung dengan berbagai atraksinya antara lain 160 spesies kupu2, ikan langka, goa alam dsb. Tentu tidak akan mungkin kalau hanya berkunjung dalam waktu beberapa jam saja. Bagi wisatawan ilmiah atau peneliti yang ingin bermalam tersedia beberapa pondok, berupa rumah panggung dari Kayu dengan tipe arsitektur tradisional Bugis. yang didirikan di dalam kawasan rekreasi. Dapat dibayangkan pada malam hari suasananya pasti sangat mencekam, bagi pecinta alam kegelapan malam dan suara suara binatang malam justru menimbulkankan sensasi yang khas. Namun bagi wisatawa atau peneliti yang ingin bermalam di hotel dapat kembali ke Makassar dan kembali pada keesokan harinya.

Bagi wisatawan yang beragama islam tentu memerlukan Mushola, sehubungan dengan keperluan tersebut kawasan wisata Bantimurung sudah dilengkapi fasilitas untuk melaksanakan sholat wajib 5 waktu bagi pengunjung muslim. Disain Mushola yang ada sangat spesifik karena bentuknya benar benar menyatu dengan alam, terbuat dari struktur beton menyerupai akar pohon dan jamur raksaksa dengan warna alami yang ditumbuhi lumut jadi penampilannya sudah menyatu dengan alam lingkungannya. Tentu saja tampilan bangunan Mushola yang tidak lazim menyebabkan, pengunjung tidak dapat segera mengenali bangunan tersebut sebagai Mushola. Tanda- tanda bahwa bangunan itu adalah mushola, nampak banyak orang sholat di dalamnya, serta ada gerbang yang bentuknya juga seperti batang pohon dengan lambang bulan bintang di atasnya. Sehingga orang tahu bahwa bangunan tersebut adalah mushola.
Bagi kaum remaja tersedia atraksi wisata yang cukup menantang dan mengasyikkan yakni mendaki tangga curam yang berjumlah 150 anak tangga yang terdapat di samping air terjun menuju goa yang konon menurut pemandu wisata pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi raja Bantimurung, pada lokasi bekas tempat bersemedi raja Bantimurung tersebut terdapat sumber air yang konon apabila dipergunakan untuk membasuh muka akan menyebabkan awet muda. Dari loket masuk obyek wisata, lokasi goa tersebut dapat dicapai dalam waktu 1 jam menembus hutan. Sebagai kawasan dengan struktur geologi berupa tras atau kapur, terdapat beberapa goa yang dilengkapi stalaknit dan stalaktit Untuk menuju goa-goa tersebut harus melewati jalan curam dan yang berliku, bagi remaja pecinta alam kondisi tersebut justru sangat dinamis penuh sensasi, tepat untuk memacu adrenalin kawula muda.

WISATA KULINER
Sesuai dengan budaya masyarakat setempat sebagai penggemar menu ikan laut, nampak banyak pengunjung membakar ikan laut yang dibawa dari Makassar atau wilayah pantai lainnya di Sulawesi Selatan. Mereka menikmati nasi dengan ikan laut bakar diatas tikar di tepi tebing di bawah kerindangan pepohonan. Ikan tersebut dipanggang di antara batu batu di tepi sungai.
Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, dapat membeli berbagai makanan dan minuman yang ditawarkan pada areal di sekitar tempat parkir sebelum masuk pintu gerbang utama. Pengunjung dapat menikmati berbagai makanan khas Sulawesi Selatan antara lain coto Makassar, ikan bakar, es Palu Butung, kueh Jalang Kote. Selain makanan yang ditawarkan dalam kios-kios juga terdapat beberapa penjual yang menggunakan gerobak di atas sepeda motor menawarkan Jagung bakar, mie bakso dan sebagainya.
Memang benar setelah mengunjungi pantai Losari di Makassar, Tana Toraja dan Bantimurung kita betul betul telah merasa menikmati keindahan alam Sulawesi Selatan.

CINDRA MATA
Area parkir yang dipenuhi bis pariwisata, kendaran bermotor pengunjung serta mobil angkutan umum yang disebut “pete pete”, merupakan salah satu indikasi bahwa obyek tersebut merupakan tujuan wisata favorit di Sulawesi Selatan. Sekitar tempat parkir terdapat deretan kios cindera mata dan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam souvenir khas Bantimurung. Kupu-kupu yang telah diawetkan merupakan cindra mata khas Bantimurung, tersedia dalam berbagai jenis, ukuran dan warna Hampir 160 spesies kupu- kupu yang berdasarkan penelitian terdapat di kawasan Bantimurung dapat dibawa pulang sebagai cindra mata, tentu saja dalam bentuk kupu-kupu yang telah diawetkan. Kupu-kupu tersebut merupakan hasil perburuan dari kawasan Bantimurung. Cindera mata lainpun misal kaos, topi, tas dan sebagainya juga dilengkapi motif kupu-kupu sesuai dengan ciri khas Bantimurung. Kupu-kupu yang telah diawetkan ditata rapi dalam pigura kaca dalam berbagai ukuran. Jumlah kupu-kupu di dalam pigura juga sangat beragam, ditawarkan pula gantungan kunci yang berisi kupu-kupu, dengan tulisan “Bantimurung”, karena harganya relatif murah maka gantungan kunci ini merupakan cindra mata yang paling banyak dibeli oleh pengunjung sebagai buah tangan atau oleh-oleh. Disamping kupu-kupu mereka juga menyediakan hewan insekta lain yang juga telah diawetkan misal kalajengking, laba-laba, berbagai jenis kumbang dsb. Apabila kita memiliki hobby “terarium” kita juga bisa memesan binatang- binatang tersebut yang banyak terdapat di hutan Bantimurung dalam kondisi hidup.

Selain dijajakan dalam kios-kios atau di kaki lima pada pelataran depan loket masuk, terdapat pula anak anak kecil sebagai pemandu wisata yang menawarkan jasa secara sukarela. Tanpa diminta mereka menjelaskan segala sesuatu yang ada di kawasan wisata Bantimurung. Bahkan anak-anak tersebut juga bisa berceritera tantang hikayat raja Bantimurung pengetahuan mereka se olah-olah sudah setara dengan pemandu obyek wisata yang profesional. Bahkan bersedia mengatar kita untuk menemukan berbagai jenis kupu-kupu hidup. Setelah kita mengakhiri kunjungan anak-anak yang merangkap “guide” sukarela tersebut menawarkan kotak-kotak kecil yang mereka jinjing. Isi kotak tersebut adalah kupu-kupu yang telah diawetkan dari jenis pilihan yang sangat menarik. Kalau kita tidak tertarik untuk membeli kita cukup memberi uang sebagai jasa mereka sebagai “guide” sukarela, besarnya uang lelah tersebut tentu saja sesuai kerelaan kita.
selanjutnya......